
Film ini mengisahkan pasangan muda: Mikha Tambayong sebagai Alfa dan Kevin Ardilova sebagai Darian, yang baru membangun kehidupan berumahtangga namun kemudian menghadapi konflik besar.
Inti ceritanya:
- Darian dan Alfa menikah namun kemudian terjadi talak tiga — keputusan perceraian yang mengandung konsekuensi agama & sosial yang cukup kompleks.
- Ketika Darian menyesal dan ingin kembali rujuk dengan Alfa, ternyata ada syarat bahwa Alfa harus menikah dulu dengan orang lain sebelum mereka boleh kembali.
- Konflik terus berkembang: dari kecemburuan, proses pendewasaan, hingga bagaimana keduanya berhadapan dengan konsekuensi pilihan mereka — tetap bersama atau “mengakhiri dengan perih”.
Kenapa film ini menarik?
Berikut beberapa poin yang bikin film ini layak diperhatikan:

1. Tema yang cukup berat tapi disajikan dengan ringan
Film ini mengangkat isu sensitif yakni talak tiga — topik yang dalam dan bisa berat — namun dikemas dengan genre drama + komedi sehingga terasa ringan tapi tetap bermakna.
Misalnya, dalam satu wawancara disebut bahwa penulis skenarionya, Garin Nugroho, menyebut film sebagai “refleksi terhadap masyarakat yang sanggup melalui tragedi dengan cara komedi”.
2. Setting budaya & lokasi yang spesifik
Cerita mengambil latar budaya Sunda (Bandung) — sehingga ada nuansa lokal yang kuat, dialog, bahasa, hingga atmosfernya terasa khas.
Hal ini memberikan “warna” tersendiri dibanding film yang hanya mengambil setting generik.
3. Naskah & dialog yang “berkutipan”
Film ini dikenal karena banyak menyisipkan kutipan-bijak yang mudah diingat, misalnya tentang luka perpisahan, tentang takdir. Juga, para aktor sempat berdiskusi untuk menyederhanakan dialog agar terasa lebih alami namun tetap mempertahankan kutipan penting.
4. Kombinasi genre: romansa + drama + komedi
Karena gabungan genre ini, film bisa membuat penonton tertawa, tapi juga merenung — tentang pilihan hidup, konsekuensi, dan cinta yang rumit.
Genre hybrid seperti ini menarik karena tidak sekadar “hiburan ringan” tapi juga punya “lapisan makna”.
5. Produksi dan talent yang cukup kuat
Sutradara Benni Setiawan dan penulis skenario Garin Nugroho adalah nama-besar dalam perfilman Indonesia.
Selain itu, film ini juga melibatkan musisi Deredia yang mengisi soundtrack dengan nuansa retro, yang menambah keunikan estetika film.
Kesimpulan

Singkatnya: film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih adalah karya yang mengangkat tema pernikahan yang gagal, perceraian (talak tiga), dan akibat emosionalnya — tapi dilakukan dengan gaya yang manusiawi, lokal, dan kadang jenaka.
Jika kamu tertarik film Indonesia yang lebih dari sekadar hiburan — yang bikin tertawa, menangis, dan berpikir — maka film ini layak ditonton.