Aku Jati, Aku Asperger.

Edukasi Sindrom Asperger Lewat Layar Lebar

Aktor Jefri Nichol cukup baik membawa sosok Jati dengan begitu mendalam dan menyentuh. Aktingnya sebagai remaja dengan sindrom Asperger terasa sangat autentik—kebiasaannya mengulang kalimat, bersikap obsesif terhadap kereta api, serta perilakunya yang disiplin dan rigid dalam kehidupan sehari-hari.

Film Aku Jati, Aku Asperger menceritakan tentang seorang pengidap sindrom Asperger yang sedang mencari jati diri. Jati yang diperankan Jefri Nichol, pengidap Asperger yang sedang mencoba hidup berbaur.
Film garapan Falcon Pictures ini telah tayang di bioskop sejak 31 Oktober 2024. Aku Jati, Aku Asperger diharapkan bisa menarik perhatian masyarakat Indonesia untuk sadar dan lebih kenal dengan Asperger.

Gangguan spektrum autisme yang seringkali kurang dipahami oleh masyarakat umum. Film ini tidak hanya menyuguhkan kisah menarik, tapi juga ngasih edukasi bagaimana seseorang dengan sindrom Asperger bisa menjalani kehidupan mereka dengan cara unik, tapi tetap bisa meraih keberhasilan seperti orang-orang pada umumnya.

Sindrom Asperger adalah salah satu jenis autisme. Sindrom ini ditandai dengan kesulitan sosial dan komunikasi, serta pola perilaku yang berulang atau membatasi.

Dikta mengaku tak kesulitan memerankan Daru. Sejak kecil dia sudah biasa berhubungan dengan orang-orang istimewa karena suka mengantar kakaknya yang tuli ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

“Saya dari kecil itu kebetulan berhubungan dengan teman-teman yang punya kelebihan asperger, autisme, tuli, SLBA, SLBB, SLBC, karena kakak saya tuli. Hadi dari kecil, saya suka mengantarkan kakak saya ke sekolah dia. Jadi, kebetulan saya punya privilege, saya tahu gimana kebiasaan mereka dan lain lain,” jelasnya.

Oleh karena itu film ini sangat diharapkan bisa menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa setiap individu punya keunikan masing-masing. Meski begitu, mereka memiliki potensi besar untuk berkarya dan sukses di bidang yang mereka tekuni.

Edukasi melalui media hiburan seperti film Aku Jati, Aku Asperger diharapkan bisa menjadi langkah menumbuhkan kesadaran publik tentang kondisi ini. Terutama bisa menghilangkan stigma yang mungkin masih ada di masyarakat ketika menghadapi orang-orang dengan keistimewaan seperti Jati yang diperlihatkan dalam film ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *