“Pangku” — Kopi, Kehidupan dan Pelukan dalam Debut Sutradara Reza Rahadian

Film Pangku hadir sebagai karya yang tak biasa — bukan hanya karena ini adalah debut penyutradaraan Reza Rahadian, tetapi juga karena tema dan latar yang diangkat begitu kuat dan dekat dengan realitas masyarakat.
Dengan latar kawasan pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura) dan fenomena “kopi pangku”, film ini mengajak kita menyelami kehidupan perempuan dan keluarga di pinggir kota.

Film ini mengangkat kisah seorang ibu muda bernama Sartika, yang diperankan oleh Claresta Taufan Kusumarina. Ia datang ke Pantura dengan harapan memperbaiki nasib anaknya yang akan lahir, dan akhirnya bekerja di sebuah kedai kopi milik Maya (Christine Hakim) yang menawarkan layanan “kopi pangku” — sebuah tradisi di mana pelanggan bisa menikmati kopi sembari memangku perempuan yang menyajikannya.
Dalam prosesnya, Sartika bertemu Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk, yang perlahan memberi harapan baru bagi hidupnya.
Kisah ini menjadi gabungan antara perjuangan, harapan, dan juga kritik sosial terhadap kondisi marjinal di pinggir kota.

Beberapa unsur penting yang membuat film ini menarik:

  • Perempuan dan perjuangan: Sartika menjadi gambaran sosok perempuan yang memikul tanggung jawab besar — tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk anak dan masa depannya.
  • Budaya lokal yang jarang terekspos: Tradisi kopi pangku di Pantura menjadi latar yang unik, sekaligus menyuguhkan realitas yang sering tersembunyi.
  • Sosial-ekonomi dan moralitas: Film ini mengajak kita mempertanyakan bagaimana masyarakat memperlakukan perempuan, bagaimana relasi kekuasaan tercipta dalam setting yang sederhana tapi kompleks.
  • Identitas dan harapan: Meski berlatar lokal, kisahnya punya resonansi universal — tentang harapan, jatuh bangun, dan usaha seseorang untuk “dipangku” oleh kehidupan yang lebih baik.

Film ini memang bukan sekadar film lokal biasa. Beberapa pencapaian penting:

  • Pangku menjadi salah satu proyek yang terpilih dalam program Festival Film Cannes melalui program HAF Goes to Cannes.
  • Juga dipresentasikan di Busan International Film Festival (BIFF) 2025, bagian dari program “Vision – Asia”.
  • Proses kreatifnya berangkat dari observasi Reza Rahadian ketika menyaksikan warung kopi “pangku” di Pantura pada periode 2020.
  • Debutnya sebagai sutradara panjang film—setelah sebelumnya dikenal sebagai aktor—menjadikan film ini sorotan tersendiri.

Beberapa alasan mengapa film ini patut menjadi pilihan Anda:

  • Karena kisahnya sangat manusiawi — bukan super hero atau efek spesial, tapi perjuangan hidup yang nyata.
  • Karena visual dan setting yang otentik — Pantura, kedai kopi pinggir jalan, dan interaksi sosial yang jarang difilmkan mainstream.
  • Karena potensi diskusi sosial yang kuat — film ini tidak hanya menghibur, tapi juga membuka mata tentang keadaan yang sering kita abaikan.
  • Karena prestasi internasionalnya menandakan kualitas — bahwa film ini tidak hanya untuk panggung lokal, tapi juga punya daya saing global.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menonton:

  • Film ini memiliki klasifikasi usia 17 tahun ke atas.
  • Karena tema dan latarnya cukup berat — meliputi kehidupan marjinal, isu moral, dan konflik sosial — sebaiknya ditonton dengan kesiapan emosi.
  • Menikmati film ini akan lebih optimal jika kita punya pemahaman tentang ruang sosial Pantura, atau setidaknya membuka pikiran untuk memahami budaya lokal yang ditampilkan.

“Pangku” bukan sekadar film tentang kopi atau tradisi lokal — ia adalah pelukan visual bagi mereka yang sering dipinggirkan, untuk perempuan yang berjuang dalam diam, dan untuk kita sebagai penonton yang diajak melihat lebih dekat kehidupan di luar gemerlap layar.
Karya debut Reza Rahadian ini memberikan harapan bahwa perfilman Indonesia semakin berani menyuarakan cerita yang dekat dengan akar, sekaligus mampu bersaing di panggung dunia.

Semoga film ini bisa menjadi pintu untuk kita semua menyadari bahwa setiap kehidupan—betapapun sederhana atau tersembunyi—layak untuk dipeluk, dipahami, dan dihargai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *