Film karya sutradara Yandy Laurens ini diangkat dari web series dengan judul yang sama. Web series tersebut viral di tahun 2017 lalu. Tak heran, saat Yandy Laurens menggarapnya kembali menjadi film banyak yang menantikannya. 1. Perbedaan dengan Web Series Secara garis besar, film dan web series memiliki alur cerita yang sama yaitu tentang kisah Sore
Tarian Narik Sukmo bukan sekadar gerakan estetis, melainkan ritual kuno yang membuka pintu dunia arwah. Satu per satu warga desa mulai mengalami kematian misterius, dan Kenara bersama pemuda lokal misterius bernama Dierja (diperankan Aliando Syarief) harus mengungkap rahasia kelam yang telah lama dikubur.Investigasi mereka membuka tabir tragedi 20 tahun silam tentang pasangan kekasih Banyu Janggala
Film “Jalan Pulang” menceritakan tentang perjuangan seorang ibu bernama Lastini dalam menyelamatkan putrinya, Arum, dari gangguan gaib yang misterius. Lastini meyakini bahwa penyakit yang diderita Arum bukan gangguan medis biasa, melainkan akibat kekuatan gaib yang menguasai tubuh putrinya. Bersama dua anak lainnya, Lia dan Rama, Lastini melakukan perjalanan mencari pertolongan dari dukun dan kekuatan leluhur untuk menyembuhkan Arum,
Film “Sah! Katanya” bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Marni yang sedang berduka karena kematian ayahnya. Di tengah kesedihannya, Marni dikejutkan dengan wasiat ayahnya yang mengharuskannya menikah dengan putra sahabat ayahnya. Pernikahan ini dimaksudkan untuk melunasi utang ayahnya, tetapi Marni sudah memiliki kekasih. Film ini mengeksplorasi dilema Marni antara memenuhi harapan keluarga dan mengikuti kata hatinya, dengan sentuhan komedi.
Film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia menceritakan tentang Aisha, seorang jurnalis televisi yang memilih menjadi mualaf demi cinta pada kekasihnya, Arif, yang sedang belajar di Ningxia, Tiongkok. Namun, sesampainya di sana, Arif menghilang, dan Aisha memulai pencarian yang penuh tantangan di tengah komunitas Muslim yang asing baginya. Dalam pencariannya, ia bertemu Mo, seorang pemuda Tionghoa-Indonesia, yang membantunya
Film “Seribu Bayang Purnama” menceritakan tentang perjuangan seorang pemuda bernama Putro Hari Purnomo yang kembali ke kampung halamannya setelah gagal meraih mimpinya di kota. Ia bertekad untuk menghidupkan kembali pertanian keluarganya dengan metode pertanian alami, tetapi menghadapi tantangan dari keluarga rival yang lebih memilih pertanian kimia. Selain itu, Putro juga terjebak dalam cinta segitiga dengan Ratih, putri
Film Senyum Manies Love Story menceritakan kisah cinta Anies Baswedan dan Fery Farhati saat mereka masih kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1990-an. Film ini bukan hanya kisah romantis, tetapi juga menyoroti nilai-nilai perjuangan, keluarga, dan persahabatan yang membentuk karakter mereka. Film ini ingin menunjukkan bagaimana kisah cinta mereka tumbuh di tengah dinamika kehidupan kampus dan
Film “Dendam Malam Kelam” bercerita tentang kisah pembunuhan seorang wanita bernama Sofia yang dilakukan oleh suaminya sendiri, Jefri, dan selingkuhannya, Sarah. Setelah Sofia meninggal dan jasadnya hilang dari kamar mayat, seorang penyidik ditugaskan untuk mengungkap misteri yang meliputi hilangnya jenazah tersebut dan hubungan gelap antara Jefri dan Sarah. Film ini menggabungkan unsur thriller psikologis dengan cerita horor, menghadirkan
Film “Pengepungan di Bukit Duri” karya Joko Anwar menceritakan tentang seorang guru bernama Edwin yang ditugaskan di SMA Bukit Duri, sebuah sekolah dengan reputasi buruk di Jakarta pada tahun 2027. Edwin, yang berdarah Tionghoa, juga mencari keponakannya yang hilang. Di sekolah itu, ia mendapati lingkungan yang penuh kekerasan, diskriminasi, dan ketidakadilan, terutama terhadap kelompok etnis tertentu.