
Dalam dunia perfilman horor Indonesia yang terus berkembang, Riba (Getih Anak) hadir sebagai salah satu judul yang langsung memicu rasa penasaran. Bukan sekadar menawarkan ketegangan, film ini menyelipkan pesan moral yang kuat tentang dosa, konsekuensi, dan pengorbanan yang tidak pernah benar-benar lunas. π©Έ
π₯ Siapa di Balik & Siapa di Layar

- Sutradara: Adhe Dharmastriya β sineas muda yang dipercaya mengarahkan film ini.
- Produser: Titin Suryani, lewat rumah produksi Verona Films.
Pemeran utama dan pendukung film:
- Ibrahim Risyad sebagai Sugi β ayah muda yang menjadi tokoh sentral.
- Fanny Ghassani sebagai Rohmah β istri Sugi, sosok yang penuh cinta namun terjepit keadaan.
- Wafda Saifan sebagai Muji β sahabat Sugi yang memperkenalkan jalan gelap
- Jajang C. Noer sebagai Lastri β ibu mertua dalam keluarga Sugi.
- Emilat Morshedi dan Kevin Danu sebagai anak-anak Sugi dan Rohmah.
- Aktor pendukung lain seperti Pritt Timothy dan Andre Geovano turut memperkuat konflik dan ketegangan film.
π» Premis yang Gelap dan Menjerat
Film ini berangkat dari kisah nyata viral yang dulu sempat beredar lewat thread di media sosial, berjudul βGetih Anakβ oleh akun @mitologue.
Kisahnya: Sugi, seorang petani miskin, hidup damai bersama keluarga β istrinya Rohmah, anak-anak, dan ibu mertua. Tapi ketika gagal panen dan terlilit utang (riba), keputusasaan membawanya pada tawaran gelap: ritual pesugihan βGetih Anakβ yang dijanjikan bisa menyelamatkan keluarga.
Teror bukan muncul dari hantu semata, tetapi dari jeratan dosa, penyesalan, dan kutukan atas keputusan fatal yang diambil. Sejak itulah hidup Sugi dan keluarga berubah β dengan harga yang sangat mahal. π¨
π Teror yang Tidak Sekadar Jumpscare
Alih-alih mengandalkan hantu standar atau efek horor murahan, Riba mengeksplorasi teror psikologis dan moral: rasa bersalah, penyesalan, rasa takut terhadap akibat tindakan sendiri. Ini membuat film terasa lebih βmenyentuhβ di level emosional β bukan sekadar bikin merinding. ποΈ
π§© Konflik Keluarga & Pesan Moral Mendalam

Kehidupan keluarga sederhana berubah drastis β dari cinta dan harapan menjadi ketakutan dan nestapa. Film ini memperlihatkan bagaimana tekanan ekonomi dan keputusasaan bisa membuat seseorang rela mengambil jalan gelap, dan seberapa rapuh sebuah rumah tangga ketika diuji oleh keserakahan dan dosa. π
Pesan yang diusung: utang yang mencekik (riba) bukan cuma soal uang β tetapi bisa menghancurkan batin, keluarga, dan kehidupan seseorang secara keseluruhan.
π‘ Kesimpulan: Horor dengan Makna & Identitas yang Kuat
Dengan sutradara & pemain yang tepat, plus latar kisah nyata yang menohok, Riba menjanjikan pengalaman sinematik yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga menyentuh nurani. Film ini adalah peringatan keras bahwa tindakan β sekecil apa pun β bisa membawa konsekuensi besar bila didorong rasa panik dan keputusasaan. ππ©Έ