“Hingga Ujung Nafas: Cinta Tanpa Batas di Film Sampai Titik Terakhirmu 💛🌻”

— Lebih dari Sekadar Kisah Cinta

Film Sampai Titik Terakhirmu, yang akan tayang di bioskop Indonesia mulai 13 November 2025, bukan cuma sebuah drama romantis biasa. Ini adalah sebuah penghormatan seni terhadap kisah nyata viral Albi Dwizky dan Shella Selpi Lizah — kisah cinta, harapan, dan perjuangan melawan penyakit yang menggetarkan hati banyak orang.

Disutradarai oleh Dinna Jasanti (yang sebelumnya menyutradarai film My Annoying Brother) dan ditulis oleh Evelyn Afnilia, film ini membawa nuansa emosional mendalam sekaligus pesan inspiratif tentang kekuatan cinta sejati.


— Dari Media Sosial Hingga Kursi Roda

Ceritanya mengikuti perjalanan Albi (diperankan oleh Arbani Yasiz) dan Shella (diperankan oleh Mawar de Jongh), dua insan muda yang bertemu melalui media sosial saat sama-sama berjuang mengejar impian mereka.

Seiring cinta tumbuh, kenyataan pahit datang: Shella didiagnosa menderita kanker ovarium. Namun, alih-alih menyerah, Albi dan Shella bersama-sama menghadapi masa sulit ini. Kisah mereka bukan hanya tentang romansa, melainkan perjuangan, kesetiaan, dan pembuktian bahwa cinta bisa bertahan “sampai titik terakhir.”

Tak lupa, film ini juga menyoroti dukungan dari keluarga Shella — figur seperti ibu, ayah, dan saudara yang turut memberikan kekuatan moral dalam perjuangannya.


— Talenta Besar di Balik Kisah Nyata

  • Mawar de Jongh sebagai Shella Selpi Lizah.
  • Arbani Yasiz sebagai Albi Dwizky.
  • Pemeran pendukung: Unique Priscilla, Kiki Narendra, Yasamin Jasem, Tika Panggabean, Siti Fauziah, TJ Ruth, Onadio Leonardo, Shakeel Fauzi Aisy, Vonny Felicia, Verina Ardiyanti, Alfie Alfandy, Dana Wardhana, dan Ricky Cemor.

Di balik layar, rumah produksi LYTO Pictures bekerja sama dengan Legacy Pictures dan TIX ID membawa kisah ini ke layar lebar.


— Lebih dari Sekadar Visual

Poster teaser film ini menampilkan Albi yang mendorong kursi roda Shella di tengah ladang bunga matahari, kombinasi warna hijau dan kuning yang hangat namun menyiratkan kepedihan melalui tint biru.

Simbol bunga matahari dipilih bukan tanpa makna: melambangkan optimisme, ketahanan, dan kehangatan — kualitas yang sangat resonan dengan perjalanan kehidupan Shella dan Albi.


— Perayaan Kehidupan & Cinta Abadi

Beberapa tema besar yang diangkat dalam film ini:

  1. Kesetiaan Tanpa Syarat
    Kisah Albi yang setia mendampingi Shella di saat-saat tersulit menjadi inti emosional film ini.
  2. Perjuangan Melawan Kanker
    Film ini menggambarkan realitas pahit kanker ovarium, tapi juga menunjukkan harapan dan semangat hidup melalui dukungan orang-orang terdekat.
  3. Cinta sebagai Kekuatan Hidup
    Bukan hanya romantisme, tetapi cinta sebagai kekuatan untuk menghadapi duka dan kehilangan.
  4. Merayakan Kehidupan
    Menurut produser, film ini adalah “perayaan kehidupan”, bukan sekadar kisah tragis.

— Haru di Gala Premiere & Respon Penonton

Pada gala premiere yang digelar di Plaza Senayan, Jakarta, suasana begitu emosional. Banyak undangan dan penonton tak kuasa menahan tangis.

Arbani Yasiz mengatakan perannya membuatnya belajar banyak tentang “cinta yang tak mengenal batas waktu.” Sementara itu, Mawar de Jongh menyebut peran Shella sebagai perjalanan batin yang sangat mendalam.

Albi Dwizky (tokoh nyata) juga hadir dan menyatakan bahwa film ini adalah cara baginya untuk menghidupkan kembali kenangan bersama Shella.


— Mengapa Film Ini Penting?

  • Mengedukasi Publik soal Kanker: Dengan menampilkan perjuangan Shella dalam menghadapi kanker ovarium, film ini bisa meningkatkan kesadaran kanker di masyarakat.
  • Menyampaikan Pesan Kesetiaan: Cinta Albi yang konsisten dapat menginspirasi banyak orang bahwa cinta sejati bisa berarti mendampingi di masa sulit, bukan hanya di masa bahagia.
  • Merayakan Kehidupan: Meski kisah ini mengandung duka, film ingin mengajak penonton untuk menghargai setiap momen hidup dan cinta, bahkan saat berhadapan dengan kehilangan.

Kelebihan & Potensi Kritikan

Kelebihan:

  • Berdasarkan kisah nyata → memberikan bobot emosional dan resonansi yang kuat.
  • Pemilihan pemain yang cocok dan chemistry yang kuat → Mawar dan Arbani sering disebut berhasil membangun ikatan emosional di layar.
  • Produksi dengan simbolisme visual yang matang (seperti bunga matahari) → memperdalam nuansa cerita.

Kritikan yang Mungkin Muncul:

  • Karena sangat emosional, bisa jadi terasa melodramatis bagi sebagian penonton.
  • Representasi medis dan perjuangan kanker harus akurat agar tidak sekadar dramatisasi.
  • Risiko banalitas “kisah viral jadi film”: film harus bisa memberi kedalaman lebih dari story media sosial.

Mengapa Sampai Titik Terakhirmu Layak Ditonton?

Film ini bukan hanya tontonan romantis; ia adalah sebuah pengalaman emosional sekaligus refleksi tentang nilai cinta, pengorbanan, dan harapan di tengah duka. Bagi penonton yang mencari film yang menguras air mata sekaligus memberikan inspirasi, Sampai Titik Terakhirmu ini bisa menjadi pilihan sempurna.

Dengan tanggal tayang 13 November 2025, film ini patut menjadi salah satu yang ditunggu di bioskop bulan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *