Film menjadi salah satu alat dalam sektor ekonomi kreatif yang memiliki kedekatan dengan masyarakat. Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) secara aktif memberikan dukungan kepada para pembuat film lokal agar karya-karya film Indonesia dapat dikenal luas di seluruh dunia.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengadakan acara nonton bersama. Contohnya, pada hari Jumat, 24 Januari 2025, Kemenekraf mengundang beberapa menteri untuk menyaksikan film terbaru dari Visinema berjudul Ambyar Mak Byar di XXI Plaza Indonesia, Jakarta.
Menteri Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, bersama dengan Wakil Menteri Kreatif Irene Umar mengajak Menteri Koordinator Perekonomian dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono serta Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri. Selain itu, dari pihak Kemenekraf juga hadir Sekretaris Kementerian, Dessy Ruhati, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Muhammad Neil El Himam, serta Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu.
Film Ambyar Mak Byar menceritakan tentang perjuangan seorang musisi campursari dalam meraih impian menjadi penyanyi sukses. Dengan genre komedi musikal, film tersebut dipandang oleh Menekraf Riefky sebagai pembawa nuansa budaya Indonesia, terutama musik campursari, sehingga dapat menjadi media untuk mengenalkan budaya dan musik khas Indonesia di tingkat internasional.
“Tidak semua produser dan sutradara memiliki visi yang sama mengenai film yang mengangkat budaya Indonesia. Namun, proyek ini sangat luar biasa karena mengangkat campursari melibatkan penyanyi terkenal Indonesia. Saya menyadari bahwa rencana Visinema bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia,” ungkap Menekraf Riefky setelah acara nonton bersama.
Kemenekraf juga berperan aktif untuk memastikan bahwa industri film Indonesia yang tengah berkembang tetap berada di jalur yang benar. Menekraf Riefky menyatakan bahwa berbagai langkah telah diambil dan akan terus dilakukan untuk memastikan potensi film Indonesia tidak hanya berkembang di dalam negeri tetapi juga mampu menjangkau pasar global.
“Pada tahun 2025, target kami adalah mencapai 81 juta penonton untuk film Indonesia, dan kami yakin angka itu akan terus bertambah. Mengingat potensi ini, Kementerian Ekonomi Kreatif tidak mungkin membiarkan mereka berjuang sendirian. Kami akan berkumpul untuk merencanakan kolaborasi yang dapat mendorong perkembangan lebih lanjut,” tutup Menekraf Riefky.
“Selain itu, kami juga kemarin bersama-sama dengan Badan Perfilman Indonesia beserta 65 asosiasinya sedang memperjuangkan perihal pembajakan. Jangan sampai apa yang sudah diproduksi susah payah hanya dalam hitungan menit sudah dibajak,” imbuh Menekraf Riefky.
Sejalan dengan itu, Menko AHY berpendapat bahwa film Ambyar Mak Byar hadir tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga menampilkan elemen budaya lokal. Menko AHY juga menggarisbawahi bahwa genre musikal biasanya jarang dijelajahi di dalam negeri.
“Film ini disajikan dengan menarik, bergenre komedi tetapi dengan sentuhan musik koplo. Seperti yang kita ketahui, musik koplo tidak hanya populer di Jawa tetapi juga banyak pendukungnya di seluruh Indonesia. Semoga ini menjadi langkah awal untuk kemajuan industri perfilman yang dipadukan dengan musikal, karena ini dapat mengangkat budaya Indonesia yang kaya dengan keunikan masing-masing daerah,” ujar AHY.
Sementara itu, Angga Dwimas Sasongko, sebagai Pendiri dan CEO Visinema, menyampaikan rasa terima kasih kepada Kemenekraf atas perhatian yang luar biasa. Di hadapan Menekraf Riefky dan para tamu dalam acara nobar itu, Angga berharap film Indonesia tidak hanya sukses di dalam negeri.
“Visinema memiliki beberapa unit usaha dan anak perusahaan yang berfokus pada penciptaan cerita dari seluruh Indonesia untuk bisa dikenal di dunia, dan hari ini kita menyaksikan dua karya yang sangat lokal yang akan go global. Kami ingin membuktikan bahwa para kreator muda Indonesia tidak hanya andal di dalam negeri, tetapi juga memiliki tujuan untuk membawa Indonesia ke panggung dunia,” kata Angga.
Selain pemutaran Ambyar Mak Byar, Visinema juga menampilkan 12 menit pertama dari film animasi buatan anak bangsa yang berjudul Jumbo, yang akan dirilis pada April 2025. Angga menyebutkan bahwa film Jumbo akan ditayangkan di lebih dari 20 negara di seluruh dunia.
“Semoga ini memberikan gambaran kepada semua yang hadir di sini mengenai sejauh mana kami bisa melangkah sebagai pengisah cerita Indonesia ke dunia,” ungkap Angga.